karena mahasiswa bukan MAHA TAHU

kusimak dia sepenuh hati dan jiwa

Seakan-akan ini  pertama kali aku mendengarnya

Padahal aku telah menghafal hadistnya

Jauh sebelum dia lahir kedunia  –atho bin abi robah-

Didalam bahasa arab seseorang yang sedang menuntut ilmu biasa disebut tholibul ilmi , yg bisa diartikan sebagai pencari ilmu, seiring dengan perkembangan zaman , datanglah sebuah istilah seorang penuntut ilmu dalam tingkat universitas, maka bahasa arabpun menyebutnya tholibul ilmi al jaami’i, namun yg unik dari bahasa indonesia , penuntut ilmu didalam tingkatan universitas mempunyai nama yang agak “wah” yaitu mahasiswa , terbentuk dari kata maha (yang bisa diartikan luarbiasa) dan kata siswa, orang yang mendengar kata mahasiswa langsung terlintas dalam benak kita seorang siswa yg kritis kepada dosennya , giat dalam membahas pelajaran , rajin berdiskusi dengan rekan kuliahnya.

Menghitung waktu belajar kita

Masyarakat sering menganggap kita (baik mahasiswa ataupun yg sudah menyandang gelar) selalu intens dalam mempelajari sesuatu, contohnya saja ketika seorang sarjana luarnegri jurusan hadist, mengisi sebuah seminar ,akan ada kalimat yang kurang tepat , yg keluar dari mulut sang panitia seminar tersebut “mari kita dengarkan seminar dari KH.fulan. lc pakar hadist yg sudah mendalami ilmu hadist di negri A selama 7 tahun” . dan ironis nya banyak dari sang narasumber  tersebut  menyetujui kalimat2 indah sang panitia.
kalau kita mau jujur dalam masalah menghitung waktu belajar kita di universitas, sebetulnya waktu belajar kita (untuk tingkat sarjana selama 4 tahun) tidak lebih dari  243 hari karena dalam satu hari 24 jam , kita hanya memakai waktu kita belajar 7 jam sisanya adalah makan tidur dan refreshing (kalau tidak mau dikatakan bermain) , dan pertahunnya kalender pengajaran pun hanya berkisar 8 bulan, belum lagi matakuliah yg betul2 berhubungan dengan jurusan yg kita tekuni mungkin hanya sekitar 70 persen dari semua matakuliah yg ada

Dan hitungan tadi pun belum termasuk apabila kita tidak naik tingkat karena nilai tidak mencukupi, yg menyebabkan kita menganggur ditingkat yang sama selama 1 tahun penuh, (yg nantinya masyarakat tetap mengatakan 1 tahun ini dianggap orang tersebut belajar ).

“Sampai kapan anda menuntut ilmu wahai gurunda??” para  murid Imam ahmad bertanya kepada gurunya

Sang imam yang hafal lebih dari 700 ribu hadist  itu menjawab “dari  aku bisa belajar menulis sampai nanti aku beristirahat di qubur ku”

Abdullah ibnu mubarok menasehati para penuntut ilmu

لا يزال الرجل عالما ما طلب العلم ، فإذا ظن أنه قد علم فقد جهل

“Seseorang selalu menjadi seorang alim selama dia tetap menuntut ilmu, apabila dia merasa bahwasanya dia  sudah berilmu maka dia jahil

Pernah Imam Malik sangat murka ketika beliau dipaksa menjawab pertanyaan yg tidak diketahuinya , sang penanya memaksa sang imam dengan ucapan ” wahai sang imam ini kan permasalahan sepele” sang imam darul hijrah itu pun menjawab  “tidak ada yang sepele dalam masalah ilmu , bukan kah kau membaca firman Allah ” sesungguhnya kami menurunkan kepadamu perkataan yang berbobot ” ilmu itu semuanya berbobot tidak ada yg sepele, dan akan ditanyakan kelak dihari kiamat, katakan pada mereka imam malik tidak mengetahui masalah ini”

Dizaman modern sekarang ini nampaknya cukup sulit bagi seorang lulusan universitas untuk mengatakan kalimat  “tidak tahu”  kepada masyarakat , ketika ditanya sebuah masalah yg dia sendiri tidak cukup cakap dalam masalah tersebut, faktor utamanya adalah takut dikatakan bodoh, karena paradigma yg ada dimasyarakat, seorang yg sudah menjadi mahasiswa dan kemudian lulus , dia akan mengetahui segalanya apa yg berkaitan dengan jurusannya !!

Islam pun sudah mewanti wanti bahayanya sikap sok mempunyai kapabilitas, nabi bersabda  المتشبع بما لم يعطَ كلابس ثوبي زور

“Orang yang merasa kenyang dengan apa yg tidak dianugrahkan kepada dia, seperti orang yg memakai pakaian dusta”

Didalam hadist yg lain: من تطبب ولم يعلم منه طب قبل ذلك فهو ضامن

“barang siapa yg berpura2 menjadi dokter padahal dia tidak mengetahui ilmu tersebut maka dia harus menjamin segala resiko yg diakibatkan”

Ulama adalah dokternya masyarakat dalam segala penyakit penyakit hati dan jiwa, resiko bagi meraka yg mengaku2 mempunyai ilmu yg berkaitan dengan dien, tentu lebih besar dari pada hanya sekedar dokter gadungan .

Tiada salahnya kita membiasakan berkata tidak tahu , malaikat tidak pernah malu mengatakan tidak tahu kepada Allah ketika disuruh menyebut benda2 langit, nabi pun berdiam menunggu wahyu ketika ditanyakan tentang permasalahan yg membatalkan umroh, ibnu abbas pun pernah berkata seakan menyindir para cendikiawan zaman kita ini “hanya orang gila yg menjawab selurah pertanyaan yg diajukan kepadanya”.

Delapan ratus tahun lalu -dizaman tidak ada teknologi facebook ,twitter ataupun blogging  imam izzuddin abdussalam ,ulama dikenal dengan sebutan sultonul ulama pernah berlelah lelah mengelilingi penjuru negara, dikarenakan ingin mengumumkan bahwasanya fatwa yg dia keluarkan sebelumnya adalah keliru, dan dia ingin berlepas diri dari fatwa yg sudah tersebar luas tersebut .

Kembali kepada zaman kita , kapan kita akan berjiwa besar mengakui kesalahan kita didepan publik ketika itu sudah jelas kesalahan nya?? Sampai kapan kita selalu mengakatan  “hal hal kesalahan sepele yg saya lakukan ndak usah dibesar besarkan” ?

Kita mahasiswa bukan MAHATAHU, sudah sewajarnya kita belar mengatakan kalimat TIDAK TAHU , agar orang orang mengajari kita hingga kita mengetahui,  mengurangi kalimat saya TAHU karena itu hanya akan memembuat orang terus bertanya hingga kita mengatakan “SAYA TIDAK TAHU”
wallahu a’lam bishowab

 

komunikasi itu penting

Pada saat itu muka nabi merah padam sambil menahan marah beliau bersabda kepada zubair ” sirami lahan mu , kemudian tahan air tersebut”  itulah keputusan nabi atas sengketa antara zubair dengan salah seorang anshor, ketika mereka bersengketa masalah irigasi , setelah sebelumnya nabi keputusan awal nabi “kau sirami lahan mu lalu kau sampaikan air itu kepada tetanggamu anshar” dianggap oleh sang anshar ada unsur nepotisme dengan mengatakan “ jangan jangan kau putuskan perkara ini dikarenakan zubair ini keponakan mu?”[1]

Bagi kita sang pembaca kisah mungkin akan merasa miris , bagaimana bisa sang khoirul kholqi  dituduh mempunyai sikap nepotisme dalam keputusannya, namun disisi lain mungkin sebagian dari kita mengaggukan kepala sambil berfikir “jangan jangan apa yang dikatan salah seorang anshor  tersebut ada benarnya , perubahan keputusan nabi ketika marah pun sepertinya menguatkan dugaan tersebut” dan musibah yang lebih besar  ketika pemikiran rancu tersebut langsung disebarluaskan di khalayak umum, tanpa meminta kejelasan dari para ahli!! Allahu mustaan

“Terburu buru dalam menyikapi suatu hal, itu yg menyebabkan timbulnya aliran aliran sesat” salah satu pernyataan ulama salaf dalam kitab firaq[2]
 kalau kita mau melihat lebih dekat kisah persengketaan irigasi yg diputuskan oleh rosullah , dengan bantuan para ulama di kitab kitabnya[3] , maka kita akan menemukan bahwasanya : sejak awal hak irigasi tersebut zubair berhak secara keseluruhan dan rasulullah diawal memberi keputusan supaya zubair bersukarela untuk bersedekah kepada anshori tersebut, tatapi ketika sang anshar menginginkan keputusan yang adil, maka rosul pun memberikan hukum asal tersebut yaitu : sang anshor  tidak mendapatkan jatah irigasi sama sekali .

Itulah kita terlalu sering terburu buru dalam menyikapi hal, tanpa ingin berkomunikasi dengan yang lain , sikap kritis yang tidak pada tempatnya, mengedepankan pendapat pribadi agar dianggap sang pemilik ide cemerlang .

Ketika ada desas desus bahwa nabi telah menceraikan istri istrinya, umar bin khottob  mengambil cara simpel dan bijak , yaitu berkomunikasi langsung dengan istri nabi dan nabi shallahu alaihi wasallam “ wahai rasulallah apakah engkau menceraikan istri istri mu?” , nabi menjawab “tidak”[4] selesai perkara, tanpa harus berlarut larut dalam desas desus yang tidak mengenakan.

Alangkah indahnya jika apabila sikap bijak ini kita aplikasikan dalam kehidupan muamalah kita sehari hari .

Didalam surat assyura (ayat 38) Allah menyebutkan salah satu sifat yg nantinya mendapat kebaikan dari allah adalah mereka yang bermusyawarah dalam urusan urusan nya
dalam riwayat ibnu ibban [5]abu hurairah berkata “saya tidak pernah melihat seseorang yg paling banyak bermusyawarah kepada para sahabatnya selain rosulullah shallahu alaihi wasallam”

Suatu Ketika nabi bermusyawarah dengan para sahabatnya apakah kita berperang keluar dari madinah atau berperang didalam kota, nabi menyepakati pendapat sahabat dengan keluar madinah dan berperang di uhud, kemudian terjadilah apa yang terjadi , sampai sampai sebagian ahli tarikh menganggap kekalahan bagi kaum muslimin, orang orang yang hatinya “sakit” pun tidak tinggal diam, langsung ikut serta dalam pencemoohan kepada para sahabat, “duh coba saja kita ikut pendapat nabi, untuk berperang dalam kota, tentu kita tidak terbunuh” seakan akan mereka menyindir hasil musyawarah yang sudah disepakati bersama sebelumnya
disaat yang sama pulalah Allah menurunkan ayat – ayat surat al imron yang di antaranya: فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِي الْأَمْرِ
maka maafkanlah mereka(para sahabat) dan mohon ampunkan mereka dan tetaplah bermusyawarah dengan mereka, dalam urusan ) alimron 159)[6]

Dengan berkomunikasi kita bisa menjelaskan yang samar, menentramkan hati yang bimbang,mendinginkan suasana tanpa paksaan, bukankah ibnu abbas menyempatkan dirinya berkomunikasi dengan kelompok khowarij, yg akhirnya mampu membuat  dua ribu khowarij bertaubat dan kembali kejalan yang benar[7]?, berkomunikasilah!!  bukankah nabi Allah sulaiman bin daud alaihi salam  menyempatkan berkomunikasi dengan burung hud hud mendengarkan alasan keterlambatan kedatangannya[8]?, dan jauh sebelum itu semua , sang kholiq Allah subhana wata’ala berkomunikasi dengan malaikat , saat sang kholiq berfirman “إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً”

Sekali lagi mari berkomunikasi, ingat kegelapan pemikiran bukan hanya disebabkan titik titik hitam maksiat, tetapi kadang karena kurangnya cahaya komunikasi, atau jangan jangan memang kitalah yang sengaja menutup mata? .

 


[1] Hr bukhari (kitab musaqoh hadist:2231) muslim (kitab fadhoil hadist:2357)

[2] Ta’liq sunan ibnu majah abdul aziz atthorifi

[3] Lihat fathul bari jilid 5 hal 39 dan syarh shohih muslim imam annawawi (jilid 15 hal 108)

[4] Hr bukhori (kitab al-ilm hadist :89)

 

[6] Lihat tafsir fie dhilalil quraan sayyid quthb jilid satu hal: 425-479  karena sangat menarik untuk diresapi

[7] Cerita tersebut diriwayatkan oleh hakim dalam mustadroknya no 2656 diskusi antara ibnu abbas dengan khowarij juga sangat menarik untuk ditelaah

[8] Lihat Surat annaml ayat 20- 28

sedikit tentang tahun baru

waktu saya masih kelas 2 aliyah(setara SMA), kami langganan Koran jawapos, nah kalo ga salah pas bulan januarinya saya baca di koran tersebut tentang data pembelian kondom ( hohoho). Jadi gini, menurut Koran itu katanya ketika malam tahun baru tuh, penjualan kondom meningkat lebih dari 250 persen!!! Keren kan? Kenapa otak saya tuh sulit banget buat husnudhan bahwa yang beli tuh kondom adalah para pasutri resmi dan sama sekali ga ada dibenak saya pikiran bahwa kalaupun yang beli kondom itu bukan pasangan suami istri ( anak muda), mungkin dipakai sebagai ganti balon dalam acara perayaan tahun baru, yang ada diotak saya pada saat baca tuh artikel adalah “sang pembeli ABG dan dipakai sebagai mana mestinya (bukan buat penghias ruangan ato buat balon experiment fisika)” v >.< v
Dan perlu diketahui sekolah saya dulu tuh deket tempat pariwisata kayak puncak bogor gituu dan ada aer terjunnya pula, dan kalo namanya dah malem taun baru tuh beeuhh ramenya bukan maen, sampe masjid kita pun dibuat transit orang2 yg mau ngerayain taun baru (ga buat solat, cuma buat istirahat ato kencing doank), dan kebanyakan dari mereka anak muda mudi yang hampir bisa dipastikan sang cowok itu tidak punya hubungan darah apapun ama si cewek ( kecuali darah muda yang bergojolak gejolak kali yah).
saya heran ama orang tuanya, koq bisa2nya ngebebasin anak ceweknya tengah malem jalan ama laki2 yg hampir bisa dipastikan kalo dia bukan mahromnya, apa para orang tua pada kepengaruh lagunya bunga cita lestari ”biarkan lah saja dulu kita jalan berdua, mereka pun pernah muda blablabla” yang membuat para orang tua ngebiarin anak cewenya lepas tak terkendali, dan melupakan ayat quraan “wahai orang2 yang beriman jagalah dirimu dan keluarga mu dari api neraka” (attahrim:6).
Itu baru di solo, blom lagi di jogja, bandung, puncak bogor, monas, dan pantai carnaval, yang mana dari sisi ekonomi aja sudah sangat mubazir, di monas dan pantai carnaval misalnya, disana tuh pas tahun baru, diadakan pesta kembang api (baca: acara bakar duit) insyaallah mah sampe miliayaran untuk acara kayak gitu.
pernah panitia acara taun baru di pantai karnaval ditanya masalah biaya yang dihabiskan untuk acara tahun baru. jawab mereka adalah “masalah biaya ga penting yang penting para pengunjung senang” (wew) , padahal mah klo mau nyenengin masyarakat mah mending tuh duit dikasiin buat bayar utang negara yang jatuh tempo tahun 2010 aja sudah sekitar 116 trilun :p,
pesta kembang api tidak akan merubah apapun dari hidup ini, yang miskin tetap miskin, yang ngutang akan bertambah banyak bunganya, yang ga solat tetep ga solat. Hingar bingar terompet pun sama sekali tidak bisa mengurangi beban hidup ini, kasus bank century tetep ga akan kelar, masalah limbah sungai ga akan ilang hanya dengan bersama sama mengitung mundur disaat perpindahan tahun. Di tahun baru, bumi akan berputar sebagai mana biasanya yang diperintahkan oleh Allah, tak ada yang berbeda.
Sebagai seorang muslim yang baik seharusnya meninggalkan sesuatu yang tidak berguna (H.R. Tirmidzi). Seorang muslim juga sebaiknya tidak mengikuti perayaan macam itu, karena perayaan taun baru awalnya digagas oleh Julius Caesar pada tahun 45 SM (kalo ga salah). Ada hadis yg diriwayatkan oleh Bukhori Muslim, isinya: “kalian akan mengikuti sisa2 ajaran orang2 sebelum kalian, sejengkal demi sejengkal, selangkah demi selangkah, sampai sampai seandainya meraka masuk ke lubang biawak, kalian pun masuk juga”, kemudian sahabat bertanya ” apakah mereka yahudi dan nasroni wahai rosulullah?” nabi menjawab “siapa lagi klo bukan mereka” (H.R. Bukhori Muslim).
Jadi, Rosulullah itu udah mewanti2 umatnya, kalo umatnya bakalan ngikutin ajaran umat yg dulu, sampe ajaran itu bikin kita celaka, tapi kita masih aja ngikutin ajaran itu..hmmmm, harusnya, sebagai muslim yg cerdas dan pintar, kita bisa memilah milah mana ajaran yg perlu kita ikutin dan yg harus ditinggalin.
Oh iya, ada satu lagi kebiasaan waktu taun baru. Biasanya orang2 berlomba2 untuk ngebuat resolusi dan introspeksi diri setaun terakhir. Tapi sebenernya ulama2 dulu juga selalu introspeksi diri loh. Ga cuma pas akhir taun doang, tapi mereka introspeksinya di akhir hari. Tiap malem mereka selalu muhasabah, bahkan berdoa: “Ya Allah, jadikanlah hari ku ini lebih baik dari pada kemaren, dan hari esok lebih baik dari pada hari ini”. Tuh, lebih baik kita kayak mereka, muhasabah tiap hari. Jadi masi inget dosa apa aja yg udah kita perbuat hari ini. Kalo pas akhir taun, pasti udah lupa2 inget (kebanyakan lupa yg pasti..eheheh) sm dosa2 dan kesalahan2 yg diperbuat.
Sebenernya islam punya versi bahagia sendiri. Di surat Yunus ayat 58 disebutkan: qul bifadlillahi wa birohmatihi fabidzalika fal yafrohu huwa khoirum mima yajmaunn, intinya mah: orang2 mukmin tuh seharusnya berbahagia dgn apa2 yang telah diberikan oleh allah dari rahmat Nya dan Al quraan melebihi apa2 yang kumpulkan oleh orang2 lain dari harta kekayaan dunia. Kebahagiaan kita sebenernya bersumber di Al-Quraan.di dalam Al quraan, semua sumber kebahagiaan kita disebutin, ga cuma bwt bahagia di dunia aja, tapi bahagia di akhirat juga. Ga akan nyesel deh ngikutin apa yg ada di quraan. Siapa coba yg ga mau bahagia dunia akhirat.
mudah2an kita termasuk golongan yang diberi naungan oleh allah dihari kiamat
sebagai katagori pemuda yang rajin beribadah kepada allah

Waallah hu a’alam
December 31, 2009

penegasan dan pengulangan dalam al quraan

Taukid adalah sebuah penegasan terhadap apa yg ditunjukkan  oleh lafadz yg disebutkan, penegasan dapat dilakukan dengan mengulang lafadz ataupunn mengulang secara makna saja.

Yang perlu diperhatikan disini  bahwasanya taukid adalah salah satu dari tatacara penyampaian sebuah pembicaraan , yang berguna agar menguatkan makna pembicaraan tersebut didalam hati sang pembaca, atau orang yang diajak bicara.

adapun sebuah pengulangan kalimat didalam alquraan selain memberikan arti sebuah taukid (penegasan) juga kadang memberi arti selain itu

contohnya saja didalam ayat al quraan  أَوْلَى لَكَ فَأَوْلَى (34) ثُمَّ أَوْلَى لَكَ فَأَوْلَى (35)

artinya : kecelakaan bagimu maka kecelakan , kemudian kecelakaan bagimu maka kecelakaan (alqiyamah: 34-35)

 seandainya kita menganggap pengulangan kata” aula” sampai dengan empat kali hanyalah sekedar penegasan maka kita sudah menutup pintu i’tibar yg seharusnya lebih luas dari itu[1].

Imam izuddin abdussalam berkata[2] ” para ahli balaghoh telah bersepakat bahwasanya penegasan kalimat dalam kalam arab apabila dilakukan untuk sebuah  penekanan maka pengulangan kalimat tidak lebih dari tiga kali, adapun firman Allah subhanahu wata’la dalam surat al mursalat “فَوَيْلٌ يَوْمَئِذٍ لِلْمُكَذِّبِينَ” (maka kecelakaanlah padahari itu untuk orang2 yang mendustakan)  sebanyak sepuluh kali, bukanlah sebuah taukid , akan tetapi  yang dimaksud dengan al mukazdibun disini adalah orang2 yang mendustakan apa2 yang disebutkan oleh Allah dalam surat almursalat sesaat sebelum menyebutkan kalimat ” فَوَيْلٌ يَوْمَئِذٍ لِلْمُكَذِّبِينَ” kemudian Allah subhana wata’ala menyebutkan khabar2 disurat tersebut,  lalu kembali mengakatakan فَوَيْلٌ يَوْمَئِذٍ لِلْمُكَذِّبِينَ”” yaitu maka kecelakaanlah padahari itu untuk orang2 yang mendustakan apa baru saja disebutkan oleh Allah diayat sebelumnya , maka dari sini firman Allah فَوَيْلٌ يَوْمَئِذٍ لِلْمُكَذِّبِينَ”” tidak bermakna satu, atau dianggap hanya sekedar sebuah penekanan, seperti itu juga  firman allah dalam surat arrahman “”فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُما تُكَذِّبانِ (maka nikmat manakah yang kau dustakan”[3]

Pengulangan kisah di dalam al-quraan

Ada pun pengulangan kisah didalam al-quraan Ustadz sayyid qutb menjelaskan tentang pengulangan kisah dalam al quraan “sebagian orang mengira bahwasanya didalam kisah kisah quraani terdapat pengulangan , dengan alasan sering berulangnya penyebutan kisah kisah  dalam surat surat alquraan yang berbeda2 , akan tetapi bagi mereka yang memperhatikan lebih mendalam , akan mendapatkan bahwasanya tidak ada dari satu kisah pun terulang  baik dari sisi bentuk penyampaian, ataupun isi dari kisah yang dibawakan, selalu ada sesuatu yang baru yg menjadikan kisah tersebut menafikan hakikat pengulangan.”[4]

Selalu ada makna baru disetiap kisah yang diceritakan tanpa ada kontradikisi satu sama lain, kadang kisah dibawakan dengan ringkas, kemudian di surat yg lain dibawakan secara panjang lebar, dengan tujuan  kita dapat mengambil nasehat dan ibroh yg berbeda2  dan juga membuat kisah tersebut lebih membekas didalam hati, tanpa kita merasa bosan[5]

dan semuanya itu kembali kepada kita bagaimana kita mentadaburi al quraan, Allah subhana wat’ala berfirman

   أَفَلا يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآنَ أَمْ عَلَى قُلُوبٍ أَقْفَالُهَا (24)

artinya :apakah mereka tidak mentadaburi al quraan ataukah  hati hati mereka yg terkunci? (muhammad:24)

Allah a’lam bi showab

sumber

Asroru takror  fiel quraan , mahmud hamzah al kirmani

Al ibhaj fie syarhil minhaj , ali abdul kafi assubki

Fie dhilalil quraan , sayyid qutb

Tafsir al manar , rashid ridho

Al mustafad min qoshosil quraan, abdul karim zaidan


[1] Sebagian ulama tafsir berpendapat maksud dari pengulangan kata aula (kecelakaan) pada ayat tersebut adalah kecelakaan bagimu ketika kematianmu, kecelakaan bagimu ketika azab qubur, kecelakaan bagimu ketika kedasyatan hari kiamat, dan kecelakaan bagimu ketika azab neraka (lihat : al asrar takrar fiel quraan 1/212

[2] Al ibhaj fie syaril minhaj 1/247

[3] Kalimat فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُما تُكَذِّبانِ (maka nikmat yang manakah yang kau dustakan) disebutkan sebanyak 31 satu kali , 8 diantaranya disebutkan disela2 Allah menyebutkan ciptaan ciptaan-Nya yang menakjubkan,nikmat2nya , 7 diantaranya disebutkan disela2 Allah menyebutkan tentang azabnya yang pedih , kemudian 7 diantaranya disebutkan disela2 Allah menyebutkan nikmatnya jannah bagi mereka takut kepada Rabb nya, kemudian 7 sisanya disebutkan disela2 Allah menyebutkan nikmat jannah yg derajatnya dibawah jannah yg sebelumnya . allahu a’lam

[4] Fie dhilalil quraan 1/55

[5] Tafsir al manar 8/305

bukan kupas tuntas masalah hisab dan rukyat (udah telat, tapi mayan buat dibaca) :D

Salah satu dari pembahasan yang disepakati ulama baik dulu ataupun masakini adalah memaklulumi mujtahid yang berbeda pendapat. para ulama tetap (ada) yang berbeda pendapat satu sama lain dalam masalah ijtihad, dan hal seperti itu tidak mencegah mereka dari saling mencintai dan menyayangi sesama , banyak perkataan ulama menyatakan hal tersebut :
Yahya bin said al anshori –salah seorang tabiin yg masyhur- berkata ” masih saja para peminta fatwa meminta fatwa, maka (ulama) yg satu menghalalkan tentang itu, dan (ulama) yang lainnya mengharamkannya, dan ulama yang mengharamkan hal tersebut tidak beranggapan bahwa (ulama) yang menghalalkan itu telah celaka, disebabkan menghalalkan hal tersebut, begitu juga ulama yang menghalalkan tidak menganggap ulama yang mengharamkan itu telah celaka , dikarenakan pengharamannya tersebut”(jami’bayan al-ilmi wa fadhlih)
Syufyan assauri berkata “jika kamu melihat seseorang beramal dengan sebuah amal yg didalamnya terdapat perselisihan pedapat dan anda berpendapat berbeda dengannnya maka jangan anda melarangnya”(khotib baghdadi,alfaqih wal mutafaqih)
Ibnu taimiah berkata “perpecahan dan perbedaan yang menyelisihi kebersamaan dan persatuan sampai sampai satu sama lain saling memusuhi, dan mencintai satu sama lain atas dasar bukan karena Allah, sampai perkara ini menuju kepada saling melaknat, mencela dan menjatuhkan bahkan sampai kepada peperangan baik dengan senjata maupun tangan, saling menjuhi, dan memutus hubungan, ini semuanya termasuk perkara2 terbesar yang dilarang oleh Allah dan Rosul Nya. Sedangkan berkumpul bersama dan bersatu adalah termasuk perkara yang paling besar yang diperintahkan oleh Allah dan rosulnya(majmukfatawa juz 22/357)
Sebuah pembahasan ini walaupun sudah jelas, terang dan disepakati, namun praktiknya di lapangan sering terjadi kesalahan di banyak kalangan, sampai akhirnya terjadilah dampak buruk yg digambarkan oleh ibnu taimiah. Mudah2an kita selalu diberi taufiq dan keselamatan oleh Allah
Sebuah contoh yang sering kita temui didalam masalah penetapan satu syawal. Dalam masalah ini para ulama ada yang menganggap harus berdasarkan rukyat, dan sebagian lagi dengan hisab, dan bagi para ulama yg berpegang kepada rukyat pun mempunyai beberapa pendapat , ada yang mengatakan rukyat yg dipegang adalah negri makkah, ada yang mengatakan rukyat negri muslim terdekat, dan lain2
Bagi mereka yang tidak memaklumi perbedaan ulama tersebut, maka akan terjadi saling tuduh menuduh , dan meragukan satu sama lain, kita misalkan bagi mereka yang mengharuskan berdasarkan rukyat akan menuduh saudara2 mereka yg berpegang kepada hisab dengan “menolak nash syar’i, berjalan atas dasar orang2 yang mengedepankan akal dari pada nash, tidak hormat kepada nash2 syar’i, sampai2 pada tuduhan bahwa perbedaan seperti ini bukan perbedaan fiqh, tapi perbedaan minhaj, dan aqidah, dan perkara ini hanya salah satu contoh dari dampak perbedaan minhaj dan aqidah tersebut”
Begitu juga mereka yang berpegang kepada hisab akan menconter saudara mereka dengan “kaku dalam memahami maksud nash, karena maksud dari Asyaari’ (allah) dalam hal ini adalah menetapkan masuknya bulan , maka apabila dapat diketahui masuknya bulan dengan cara ilmiah yg shahih maka itulah maksud Allah”
Dan kami kira memutuskan perbedaan ini sulit sekali (seandainya tidak dikatakan tidak mungkin) . setiap pendapat tersebut mempunyai pendukung , dan penguat .waallahualam
Kemudian apa solusi dari itu semua, ketika keadaan kita sekarang sudah tidak lagi satu komando dalam khilafah islam??
Opsi pertama : bagi para ulama kedua belah pihak hendaknya mengambil yang arjah (lebih kuat) menurut mereka. Dan selalu bertaqwa, dan berusaha sekuat tenaga dalam masalah tarjih tersebut untuk menuju kepada kebenaran, karena beban masyarakat dalam masalah ini ada dipundak mereka . dan selayaknya bagi kedua belah pihak menghormati satu sama lain , memaklumi perbedaan yang terjadi dan tidak saling menghina .
Opsi ini walaupun menghasilkan sebuah pemisahan masyarakat (dalam solat ied khususnya) dalam sebuah kota, akan tetapi opsi ini bisa memblok materi2 yang menyebabkan kepada perpecahan, dan dan adudomba. Ibnu taimiah berkata “apabila sebagian orang merojihkan sebuah pendapat, walaupun salah satu dari itu ada yang afdhol, maka tidak boleh , orang tersebut mendholimi sebagian lainnya yang memilih pendapat yang mafdhul(yg tidak utama) tidak boleh menjelek2annya, dan menhinanya, bahkan seorang mujtahid yang salahpun tidak boleh dijelekkan, berdasarkan kesepakatan seluruh ummat islam”
Opsi ke2 berkumpul dalam satu majelis dari berbagai pihak kemudian mengeluarkan keputusan yang satu, sebagai cara untuk pemersatu, dan sebagai pengamalan hadist ” bersepakatlah dan jangan berselisih(hr muslim)”
opsi ini bukan bermaksud untuk memenangkan pendapat seseorang diatas yg lain, tapi lebih kepada tahqiq mashlahat syari’, karena bisa dikatakan bahwa mafsadat dari saling memutus silaturahmi, mengujing ,dan mencemooh lebih besar dari pada mengambil salahsatu dari dua pendapat yang mana seandainya memilih ijtihad yg salahpun akan diberi satu pahala
Sebuah contoh yg indah dari salah seorang sahabat nabi Abdullah ibnu mas’ud ketika beliau meninggalkan pendapatnya dengan mengqoshor sholat ketika haji, dan memakai pendapat ustman bin affan dengan melakukan itmam (solat 4 rokaat tanpa qosor) dan ketika ditanya prihal tersebut, ibnu masud menjawab “perbedaan itu jelek(hr.abudaud)” diriwayat yang lain “saya membenci perbedaan(hr.baihaqi)”
Mari sama kita berkaca kembali dengan ucapan sofyan atsauri ” bahwasanya ilmu itu bagi kami adalah rukhsoh dari seseorang (ulama)yg terpercaya, adapun bersikap keras terhadap manusia , semua orang juga bisa melakukan itu (jami bayan al ilmi wa fadhlih)” waallahu a’lam bishowab
Mudah2an Allah selalu menyatukan kita dalam kebenaran
Taqoballah minna wa minkum 😀

kumpul itu berfaidah

kemaren kita kumpul2 dan ngobrol santai sama temen2 PAJABAT *sebuah paguyuban mahasiswa jawa barat di kampus (walaupun cuman 12 orang heheh)

ternyata menarik juga pembahasannya untung ada temen saya ngerekam silakan download di http://www.ziddu.com/download/14386465/tausiah.rar.html

insyaallah makalah menyusul ;D

cahaya bulan

Akhirnya semua akan tiba pada suatu hari yg biasa

pada suatu ketika yg telah lama kita ketahui

apakah kau masih selembut dahulu

memintaku minum susu

sambil membenarkan letak leher kemejaku

kabut tipis pun turun pelan-pelan di lembah kasih

lembah mandalawangi

kau dan aku tegak berdiri

melihat hutan” yg menjadi suram

meresapi belaian angin yg menjadi dingin

apakah kau masih membelaiku semesra dahulu

ketika kudekap,

kau dekaplah lebih mesra

lebih dekat

apakau kau masih akan berkata

kudengar dekap jantungmu

kita begitu berbeda dalam semua

kecuali dalam CINTA.



apa ini yang dinamakan taqdir

tadi siang saya chatting sama adik saya yang cewek, dia bilang ” mas amat coba baca blog saya geura”  ternyata tulisan dia tentang  ibu saya 2 tahun lalu,

silakan baca selengkapnya 😀 *oh iya judulnya apa ini yang dinamakan taqdir Read the rest of this entry

KEHUJAHAN HADITS AHAD DALAM MASALAH AQIDAH

kita sering mendengar dalam medan dakwah baik itu di dalam kampus atau diluar nya sebagian harokah dakwah (yang kami berhusnudhon atas niat baik mereka dalam menyebarkan islam) berpendapat bahwa hadits ahad itu tidak dapat dijadikan pedoman dalam aqidah tetapi harus berdasarkan dalil yang qath’i yaitu ayat atau hadits Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam. Read the rest of this entry

Kutitip surat ini untukmu

tadi habis ngoprek2 laptop, eh ada syair mp3, tentang seorang ibu yang ndak pernah dikunjunngi oleh sang anak, pasca dia berkeluarga, aslinya bagus banget surat yg bahasa arabnya, tapi yah namanya juga terjemahan , jadi agak ga sreg kadang2 bahasanya

silakan menikmati 😀 Read the rest of this entry