Program Pendidikan di Zaman Rosulullah

Prolog

Ada yang menarik di balik cerita  Islamnya Umar bin Khottob, pada saat itu Umar ingin melabrak saudarinya sediri karena diduga saudarinya masuk Islam dan meninggalkan agama nenek moyangnya. Maka umar medapati saudarinya sedang mengajari keluarganya Al-quraan. Bukan cerita Umar bin Khottob yang akan dibahas lebih mendalam, akan tetapi lebih ingin menfokuskan cerita bahwasanya walaupun di awal dakwah nabi masih sembunyi sembunyi, akan tetapi program pendidikan islam sudah ada pada saat itu, sudah ada sejak dimulainya turun wahyu, dan menjadikan rumah arqom menjadi tempat pendidikan islam bagi para sahabat dan ini tidak mengherankan karena awal wahyu yang diturunkan kepada Nabi Muhammad adalah iqro !! bacalah!! Ayat yang penuh dengan nilai pendidikan.

Di zaman jahiliah, hanya pendidikan islamlah yang betul betul sukses  mengubah secara mendasar bagi orang yang memeluknya menjadi pribadi yang baik disegala sisi, sangat bertolak belakang dengan orang kafir quraisy pada saat itu yang suka berbuat syirik, membunuh,  berzina,  memakan bangkai dan keburukan keburukan lainnya. Dan kesuksesan pendidikan islam tersebut sebetulnya bisa diaplikasikan di zaman sekarang apabila,  kita memperaktekan konsep pendidikan bedasarkan apa apa yang sesuai tuntunan rosul dan salaf sholih.

Salah satu yang bisa dijadikan acuan dalam konsep pendidikan di zaman sekarang adalah strategi pendidikan yang dilakukan di zaman Nabi Muhammad shollaAllahu ‘alaihi wa sallam, berikut beberapa contoh dan karakteristik program pendidikan di zaman Rasulullah shollaAllahu ‘alaihi wa sallam

A.Kajian Rutin Bertahap Beserta Pratek

عن عثمان بن عفان، وعبد الله بن مسعود رضي الله عنهما وغيرهما: كَانُوا يَقْتَرِئُونَ مِنْ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَشْرَ آيَاتٍ ، فَلَا يَأْخُذُونَ فِي الْعَشْرِ الْأُخْرَى حَتَّى يَعْلَمُوا مَا فِي هَذِهِ مِنَ الْعِلْمِ وَالْعَمَلِ، قَالُوا: فَعَلِمْنَا الْعِلْمَ وَالْعَمَلَ

“Adalah para sahabat apabila belajar dari nabi sepuluh ayat , merekah tidak melampaui sepuluh ayat itu sampai mempelajari apa yang ada di dalamnya dari ilmu dan amal, para sahabat mengatakan maka kami mempelajari Al-Quraan dan juga mengamalkannya secara bersama sama”-HR Ahmad no 23482, Darqutni dan Thobari no 82

Makna umum dari hadist diatas :

Program pendidikan di zaman nabi kebanyakan Adalah dengan kajian rutin yang diadakan oleh Nabi Muhammad, dan dilakukan secara sedikit demi sedikit agar dapat difahami oleh peserta didik secara menyeluruh juga merekapun diarahkan untuk mengamalkan ilmu yang sudah mereka pelajari agar ilmu tersebut betul betul mengakar pada diri peserta didik.

Kajian rutin yang bertahap adalah program pendidikan yang sangat sesuai dengan jiwa manusia secara umum. Manusiapun diciptakan secara bertahap, ditambah lagi Ilmu adalah sesuatu yang luas dan berat[1], sedangkan manusia bukan robot yang kaku dan tidak mempunyai hati, manusia selalu berkembang sejalan dengan perkembangan apa yang ia amalkan dengan anggota badan, juga yang ia fikirkan dengan akal dan hatinya. Konsep bertahap dalam pembelajaran membuat jiwa seorang anak didik menjadi kuat Allah subhana wata’ala berfirman :

{وَقَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا لَوْلَا نُزِّلَ عَلَيْهِ الْقُرْآنُ جُمْلَةً وَاحِدَةً كَذَلِكَ لِنُثَبِّتَ بِهِ فُؤَادَكَ وَرَتَّلْنَاهُ تَرْتِيلًا} (الفرقان ـ 32)

“Dan orang orang kafir berkata seandainya Al-Quraan diturunkan secara sekaligus, yang seperti itu (diturunkan secara sedikit demi sedikit) adalah untuk menguatkan hatimu” (QS:Al-furqon 32)

Apabila anak didik menjalani program ini ia akan menerima ilmu dengan kemantapan hati, sabar akan terbiasa selalu siap menerima sesuatu yang baru, tidak mudah putus asa.

Aisyah rodhiaAllahu anha berkata “Ayat yang banyak turun diawal awal kenabian adalah penyebutan tentang nikmat syurga dan ngerinya neraka, ketika orang orang sudah berkumpul dalam keislaman barulah turunlah ayat tentang halal dan haram, seandainya Ayat yang diturunkan pertama kali adalah “jangan lah kalian berzina , janganlah kalian minum khamr!!” maka orang orang pasti mengatakan “demi Allah, kami tidak akan meninggalkan zina dan minum khamr!.[2]

Ibnu Kholdhun menganggap program pendidikan ini adalah paling efektif, ia berkata “ketahuilah bahwa transfer pengetahuan baru akan bermanfaat apabila dilakukan secara bertahap,rutin dan sedikit demi sedikit…sambil memperhatikan kemampuan akalnya dalam menerima pelajaran tersebut.[3]

Waktu yang digunakan oleh Nabi dalam program ini biasanya adalah setelah subuh, sebagaimana yang disebutkan didalam kebanyakan riwayat, contohnya

عن العرباض بن سارية رضي الله عنه قال: صلى لنا رسول الله صلى الله عليه وسلم الصبح ذات يوم، ثم أقبل علينا فوعظنا موعظة بليغة، ذرفت منها العيون، ووجلت منها القلوب

“Dari ‘irbad bin sariah RA Ia berkata : suatu hari rosulullah mengimami kami solat subuh kemudian menghadap kepada kami dan memberi nasehat dengan nasihat yang mengena, membuat air mata mengalir dan hati bergetar” (HR.Ahmad no 17145 dan Abu daud no 4607)

عن أبي هريرة رضي الله عنه أن رسول الله صلى الله عليه وسلم سأل أصحابه يوماً بعد صلاة الصبح فقال : (من أصبح منكم اليوم صائماً، قال أبو بكر رضي الله عنه: أنا، قال: فمن تبع منكم اليوم جنازة؟ قال أبو بكر: أنا، قال فمن أطعم منكم اليوم مسكيناً ؟ قال أبو بكر: أنا، قال: فمن عاد اليوم مريضاً ؟ قال أبو بكر رضي الله عنه: أنا، فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ما اجتمعن في امرئ إلا دخل الجنة)

“Dari abu hurairah Bahwasanya rosulullah suatu hari setelah solat subuh bertanya kepada para sahabatnya “siapa yang pagi ini berpuasa? Abu bakar menjawab “saya” nabi bertanya lagi “siapa yang hari ini sudah menghadiri orang yang meninggal? Abu bakar menjawab “saya” Nabi bertanya “barangsiapa yang hari ini memberi makan orang miskin? Abu bakar kembali menjawab “saya” nabi kembali bertanya “barangsiapa yang hari ini sudah menjenguk orang sakit? Abu bakar menjawab “saya” lalu nabi bersabda “tidaklah sifat sifat itu berkumpul di dalam diri seseorang kecuali ia akan masuk syurga”(HR.Muslim no 1028)

Begitu juga nabi sering bertanya kepada para sahabatnya setiap subuh apakah diantara para sahabatnya ada yang bermimpi ketika semalam[4]. Ini menunjukan bahwa waktu subuh adalah waktu yang paling pas untuk melaksanakan program ini, dikarenakan masih segarnya jiwa anak didik, dan banyak hadist yang menunjukkan keutamaan keutamaan waktu subuh.

Karakteristik program ini adalah

  1. Dilakukan secara rutin, sedikit demi sedikit
  2. Memperhatikan kemampuan anak didik
  3. Mencakup segala kurikulum baik Al-quraan, akidah, akhlak, ibadah mahdhoh, muamalat, juga pengajaran dzikir dzikir
  4. Memerlukan masa pendidikan yang lama

Pelatihan Intesif

عن مَالِك بْنُ الحُوَيْرِثِ، قَالَ: أَتَيْنَا النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَنَحْنُ شَبَبَةٌ مُتَقَارِبُونَ، فَأَقَمْنَا عِنْدَهُ عِشْرِينَ لَيْلَةً، وَكَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَفِيقًا، فَلَمَّا ظَنَّ أَنَّا قَدِ اشْتَهَيْنَا أَهْلَنَا – أَوْ قَدِ اشْتَقْنَا – سَأَلَنَا عَمَّنْ تَرَكْنَا بَعْدَنَا فَأَخْبَرْنَاهُ، قَالَ: «ارْجِعُوا إِلَى أَهْلِيكُمْ، فَأَقِيمُوا فِيهِمْ، وَعَلِّمُوهُمْ وَمُرُوهُمْ، – وَذَكَرَ أَشْيَاءَ أَحْفَظُهَا أَوْ لاَ أَحْفَظُهَا، – وَصَلُّوا كَمَا رَأَيْتُمُونِي أُصَلِّي، فَإِذَا حَضَرَتِ الصَّلاَةُ فَلْيُؤَذِّنْ لَكُمْ أَحَدُكُمْ، وَلْيَؤُمَّكُمْ أَكْبَرُكُمْ[5]

“Dari malik bin Al huwairist dia berkata “Kami mendatangi Nabi ShallaAllahu ‘alaihi wa sallam , dan keadaan kami adalah pemuda sepantaran, maka kami tinggal bersama Nabi dua puluh malam, dan rosulullah shallaAllahu ‘alaihi wa sallam pribadi yang lemah lembut, maka ketika beliau mengira bahwa kami sudah menginginkan atau rindu keluarga, beliau bertanya orang yang kita tinggalkan, maka kami beritahu beliau, beliau bersabda “pulanglah kepada keluarga kalian dan tegakkanlah solat didalamnya, ajari mereka dan perintahkan mereka” kemudian nabi menyebutkan sesuatu yang saya ingat dan yang saya lupa, “solatlah kalian sebagaimana kalian melihat saya solat apabila telah dating waktu solat maka adzanlah salah satu diantara kalian dan jadilah imam yang paling tua diantara kalian-HR Bukhori No:7246-

Makna umum dari hadist ini:

Bahwasanya Nabi melakukan pelatihan instensif kepada  sekelompok sahabat yang berusia muda tentang segala hal yang berhubungan dengan solat, pelatihan itu dilaksanakan selama dua puluh hari, dalam pelatihan tersebut nabi sangat perhatian terhadap kemampuan dan keadaan peserta didik, ketika nabi melihat kosentrasi para peserta didik mulai terpecah disebabkan teringat keluarga yang mereka tinggal, nabi menutup pelatihan tersebut, juga memberi tugas kepada mereka untuk mengajarkan kepada orang lain apa yang telah mereka pelajari.

Strategi pendidikan yang ditawarkan oleh Nabi ini sangat bermanfaat bagi peserta didik, seorang peserta didik yang sudah melakukan pelatihan kemampuannya akan terus meningkat dengan cara terus menerus melatih peserta didik yang lainnya. Maka tidak heran Imam Mizzi mencatat bahwa ilmu Malik bin al huwairist -salah satu sahabat Nabi yang mengikuti pelatihan solat- yang diriwayatkan oleh imam Bukhori, Muslim, Abu Daud, Tirmidzi, Ibnu Majah dan Nasaii kesemuanya berkaitan dengan Bab solat, tidak yang lain.[6]

Imam Syafii berkomentar bahwa para sahabat yang hadir selama dua puluh hari itu kemungkinan besar mempunyai kemampuan yang sejajar dalam pemahaman fiqh dan Al-Quraan[7].

Karakteristik program pelatihan intensif

  1. Kurikulum sudah ditentukan dan dibatasi pada bab tertentu.
  2. Peserta didik mempunyai kemampuan yang setara agar tidak ada yang merasa tertinggal dalam proses pendidikan
  3. Seorang pendidik dalam program ini harus betul betul mengetahui keadaan peserta didik, dan berperhatian lebih kepada mereka agar peserta didik terus konsentrasi dalam proses pendidikan hingga pelatihan itu selesai.

Setelah peserta didik melaksanakan program pendidikan, mereka ditugaskan untuk mempraktekan apa yang sudah ia pelajari.

Pelatihan Kilat

عن أبي زيد الأنصاري قال :صَلَّى بِنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَاةَ الصُّبْحِ ثُمَّ صَعِدَ الْمِنْبَرَ فَخَطَبَنَا حَتَّى حَضَرَتِ الظهر ثُمَّ نَزَلَ فَصَلَّى الْعَصْرَ ثُمَّ صَعِدَ الْمِنْبَرَ فَخَطَبَنَا حَتَّى غَابَتِ الشَّمْسُ فَحَدَّثَنَا بِمَا كَانَ وَمَا هُوَ كَائِنٌ فَأَعْلَمُنَا أَحْفَظُنا

“Dari abu zaid Al-Anshary berkata “ Rosulullah shallahu ‘alaihi wa sallam mengimami kami salat fajar, kemudian beliau menaiki mimbar ,lalu berceramah sampai dating waktu dhuhur, kemudian turun mimbar dan salat, lalu kembali naik mimbar  kemudian berceramah sampai matahari terbenam, maka Nabi telah mengabarkan kami tentang apa yang telah terjadi dan yang akan terjadi”(HR.Muslim No 2892)

Diriwayat yang lain

فأَخْبَرَنَا عَنْ بَدْءِ الْخَلْق حَتَّى دَخَلَ أهْلُ الجَنَّةِ مَنَازِلَهُمْ وأهْلُ النَّارِ مَنَازِلَهُم حَفِظَ ذَلِكَ مَنْ حَفَظَهُ ونَسِيَهُ مَنْ نَسِيَه”

“Maka nabi mengabarkan kepada kami dari permulaan penciptaan hingga masuknya penduduk syurga ke tempat tinggalnya, dan penduduk neraka ke tempat tinggalnya, yang hafalpun hafal, yang lupapun lupa”[8]

Makna Umum hadist ini:

Bahwasanya rasulullah melaksanakan pengajaran bagi seluruh sahabat nabi yang hadir di masjid, berisi tentang kejadian lampau sejak awal penciptaan hingga masuknya penduduk syurga ke syuga dan penduduk neraka ke neraka, proses pendidikan dilakukan secara terus menerus dan padat, setelah pelatihan ini selesai tingkat penyerapan ilmu yang dilakukan peserta didik berbeda beda, dan yang paling paham dalam program pendidikan ini nantinya adalah yang paling hafal dengan apa yang sudah disampaikan oleh Nabi pada pelatihan tersebut.

Karakteristik program pendidikan ini:

  1. Pendidik program pendidikan ini harus mempunyai kemampuan yang mumpuni, dikarenakan pelatihan ini dilaksanakan dengan waktu singkat dan padat materi
  2. Materi yang diajarkan padat begitu juga waktu yang diberikan untuk program ini
  3. Hasil peserta didik akan baru terlihat apabila peserta didik tersebut terus menerus mengulang pelajaran yang sudah diberikan.

D.Program Jarak Jauh

عَنْ عُمَرَ، قَالَ: كُنْتُ أَنَا وَجَارٌ لِي مِنَ الأَنْصَارِ فِي بَنِي أُمَيَّةَ بْنِ زَيْدٍ وَهِيَ مِنْ عَوَالِي المَدِينَةِ وَكُنَّا نَتَنَاوَبُ النُّزُولَ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، يَنْزِلُ يَوْمًا وَأَنْزِلُ يَوْمًا، فَإِذَا نَزَلْتُ جِئْتُهُ بِخَبَرِ ذَلِكَ اليَوْمِ مِنَ الوَحْيِ وَغَيْرِهِ، وَإِذَا نَزَلَ فَعَلَ مِثْلَ ذَلِكَ، فَنَزَلَ صَاحِبِي الأَنْصَارِيُّ يَوْمَ نَوْبَتِهِ، فَضَرَبَ بَابِي ضَرْبًا شَدِيدًا، فَقَالَ: أَثَمَّ هُوَ؟ فَفَزِعْتُ فَخَرَجْتُ إِلَيْهِ، فَقَالَ: قَدْ حَدَثَ أَمْرٌ عَظِيمٌ. قَالَ: فَدَخَلْتُ عَلَى حَفْصَةَ فَإِذَا هِيَ تَبْكِي، فَقُلْتُ: طَلَّقَكُنَّ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ؟ قَالَتْ: لاَ أَدْرِي، ثُمَّ دَخَلْتُ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقُلْتُ وَأَنَا قَائِمٌ: أَطَلَّقْتَ نِسَاءَكَ؟ قَالَ: «لاَ» فَقُلْتُ: اللَّهُ أَكْبَر

Dari Umar rodhiaAllahu anhu ia berkata “dulu saya dan tetangga saya dari Anshor berada di Bani Umayyah bin Zaid yaitu di sisi atas kota Madinah, dan kami saling bergantian untuk turun menuju Rosulullah shallahu alaihi wa sallam, ia turun (ke rosulullah) satu hari dan saya satu hari, apabila saya turun, saya membawakannya kabar dihari itu baik itu wahyu ataupun yang lainnya, dan apabila ia turun, ia melakukan seperti yang saya lakukan, (suatu hari) turun tetanggaku anshor ke nabi disaat giliranya tiba, lalu mengetuk pintuku dengan keras, sambil berkata”apakah ada orang disana?” maka aku kaget dan keluar menemuinya. Lalu ia berkata “sungguh telah terjadi perkara yang besar, maka aku mendatangi hafsah ternyata ia sedang menangis lalu aku berkata” Apakah rosulullah menceraikan istri istrinya? Hafshah berkata “aku tidak tahu” maka saya mendatangi nabi dan bertanya apakah anda menceraikan istri istri anda? beliau menjawab “tidak” saya berkata “Allahu Akbar”[9]

Makna umum dari hadist ini:

Tidak semua para sahabat bisa selalu menghadiri program pendidikan rutin yang di adakan oleh Rasulullah, dan itu dikarenakan kesibukan masing masing sahabat dengan pekerjaan dan jauhnya jarak antara tempat pendidikan dengan rumah mereka. Namun para sahabat mempunyai strategi untuk mensiasati problem ini, yaitu dengan saling bergantian dalam mengambil ilmu kepada rosul bekerja sama dengan rekan dekatnya. Strategi ini cukup efektif bagi mereka yang mempunyai kesibukan. Imam Bukhori dalam Jami shohihnya juga memberi sebuah bab menarik untuk hadist ini, yaitu bab saling bergantian dalam menuntut ilmu[10]

Karakteristik dari program pendidikan ini

  1. Peserta didik mempunyai kesibukan sehingga tidak bisa menghadiri program pendidikan biasanya
  2. Program ini sangat diperlukan komponen pendukung, yang bisa menghubungkan peserta didik dengan pendidik
  3. Peserta didik dalam program ini diperlukan aktif, dan juga berusaha mencari info lebih valid kalau mendapati sesuatu yang tidak beres.

Khotimah

Banyak program pendidikan yang dilaksanan di zaman Nabi shallaAllahu alaihi wa sallam. Sedangkan yang umum dipakai oleh kebanyakan para sahabat ada kajian rutin yang disertai praktek,adapun program pendidikan yang lain juga mempunyai nilai nilai keunggulan tersendiri, sesuai dengan keadaan peserta didik, materi yang diajarkan juga keahlian pendidik, semua program pendidikan dizaman nabi saling melengkapi satu sama lain, sehingga memudahkan untuk para peserta didik dalam memperdalam kegiatan menuntut ilmunya.

DAFTAR PUSTAKA

Al-Bukhori, Abu Abdillah.1422  H . Shohih Bukhori. Mesir: Dar Thuq Najah

Al-Mizzi, Abul Hajaj. 1983 M . Tuhfatul Asrof. Syuria: Maktabah Al-Islamy

AS-Syafii, Muhammad. Tt. Al-Umm. Beirut: Darul Makrifah

Ibnu kholdun. 1988 M. Tarikh ibn kholdun. Beirut: Darul Fikr

Ibn Hambal, Ahmad. Tt. Musnad Imam Ahmad. Beirut: Muasasah Risalah

Ibn Hajaj, Muslim. Tt. Shohih Muslim, Beirut: Muasasah Risalah

Abu daud. Tt. Sunan Abu Daud, Beirut: Muasasah Risalah

[1] Apabila meminjam istilah Al-quraan qoulan tsaqila (perkataan yang berbobot)

[2] Lihat Atsar yang diriwayatkan oleh Bukhori no.4993

[3] Muqodimah Ibn Khodun hlm.734

[4] Hadist yang panjang diriwayatkan oleh Bukhori no 1386

5 HR Bukhori no 7246

[6] Lihat thuhfatul asyrof imam mizzi Jilid 8 hal. 336

[7] Lihat Al-Umm jilid 1 hal 187

[8] HR.Bukhori secara ta’liq No.  3192

[9] HR.Bukhori no.89

[10] Lihat Shohih Bukhori Kitab Al-Ilmu bab ke 27

Posted on Januari 13, 2017, in Uncategorized. Bookmark the permalink. Tinggalkan komentar.

Tinggalkan komentar