Monthly Archives: April 2012

penegasan dan pengulangan dalam al quraan

Taukid adalah sebuah penegasan terhadap apa yg ditunjukkan  oleh lafadz yg disebutkan, penegasan dapat dilakukan dengan mengulang lafadz ataupunn mengulang secara makna saja.

Yang perlu diperhatikan disini  bahwasanya taukid adalah salah satu dari tatacara penyampaian sebuah pembicaraan , yang berguna agar menguatkan makna pembicaraan tersebut didalam hati sang pembaca, atau orang yang diajak bicara.

adapun sebuah pengulangan kalimat didalam alquraan selain memberikan arti sebuah taukid (penegasan) juga kadang memberi arti selain itu

contohnya saja didalam ayat al quraan  أَوْلَى لَكَ فَأَوْلَى (34) ثُمَّ أَوْلَى لَكَ فَأَوْلَى (35)

artinya : kecelakaan bagimu maka kecelakan , kemudian kecelakaan bagimu maka kecelakaan (alqiyamah: 34-35)

 seandainya kita menganggap pengulangan kata” aula” sampai dengan empat kali hanyalah sekedar penegasan maka kita sudah menutup pintu i’tibar yg seharusnya lebih luas dari itu[1].

Imam izuddin abdussalam berkata[2] ” para ahli balaghoh telah bersepakat bahwasanya penegasan kalimat dalam kalam arab apabila dilakukan untuk sebuah  penekanan maka pengulangan kalimat tidak lebih dari tiga kali, adapun firman Allah subhanahu wata’la dalam surat al mursalat “فَوَيْلٌ يَوْمَئِذٍ لِلْمُكَذِّبِينَ” (maka kecelakaanlah padahari itu untuk orang2 yang mendustakan)  sebanyak sepuluh kali, bukanlah sebuah taukid , akan tetapi  yang dimaksud dengan al mukazdibun disini adalah orang2 yang mendustakan apa2 yang disebutkan oleh Allah dalam surat almursalat sesaat sebelum menyebutkan kalimat ” فَوَيْلٌ يَوْمَئِذٍ لِلْمُكَذِّبِينَ” kemudian Allah subhana wata’ala menyebutkan khabar2 disurat tersebut,  lalu kembali mengakatakan فَوَيْلٌ يَوْمَئِذٍ لِلْمُكَذِّبِينَ”” yaitu maka kecelakaanlah padahari itu untuk orang2 yang mendustakan apa baru saja disebutkan oleh Allah diayat sebelumnya , maka dari sini firman Allah فَوَيْلٌ يَوْمَئِذٍ لِلْمُكَذِّبِينَ”” tidak bermakna satu, atau dianggap hanya sekedar sebuah penekanan, seperti itu juga  firman allah dalam surat arrahman “”فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُما تُكَذِّبانِ (maka nikmat manakah yang kau dustakan”[3]

Pengulangan kisah di dalam al-quraan

Ada pun pengulangan kisah didalam al-quraan Ustadz sayyid qutb menjelaskan tentang pengulangan kisah dalam al quraan “sebagian orang mengira bahwasanya didalam kisah kisah quraani terdapat pengulangan , dengan alasan sering berulangnya penyebutan kisah kisah  dalam surat surat alquraan yang berbeda2 , akan tetapi bagi mereka yang memperhatikan lebih mendalam , akan mendapatkan bahwasanya tidak ada dari satu kisah pun terulang  baik dari sisi bentuk penyampaian, ataupun isi dari kisah yang dibawakan, selalu ada sesuatu yang baru yg menjadikan kisah tersebut menafikan hakikat pengulangan.”[4]

Selalu ada makna baru disetiap kisah yang diceritakan tanpa ada kontradikisi satu sama lain, kadang kisah dibawakan dengan ringkas, kemudian di surat yg lain dibawakan secara panjang lebar, dengan tujuan  kita dapat mengambil nasehat dan ibroh yg berbeda2  dan juga membuat kisah tersebut lebih membekas didalam hati, tanpa kita merasa bosan[5]

dan semuanya itu kembali kepada kita bagaimana kita mentadaburi al quraan, Allah subhana wat’ala berfirman

   أَفَلا يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآنَ أَمْ عَلَى قُلُوبٍ أَقْفَالُهَا (24)

artinya :apakah mereka tidak mentadaburi al quraan ataukah  hati hati mereka yg terkunci? (muhammad:24)

Allah a’lam bi showab

sumber

Asroru takror  fiel quraan , mahmud hamzah al kirmani

Al ibhaj fie syarhil minhaj , ali abdul kafi assubki

Fie dhilalil quraan , sayyid qutb

Tafsir al manar , rashid ridho

Al mustafad min qoshosil quraan, abdul karim zaidan


[1] Sebagian ulama tafsir berpendapat maksud dari pengulangan kata aula (kecelakaan) pada ayat tersebut adalah kecelakaan bagimu ketika kematianmu, kecelakaan bagimu ketika azab qubur, kecelakaan bagimu ketika kedasyatan hari kiamat, dan kecelakaan bagimu ketika azab neraka (lihat : al asrar takrar fiel quraan 1/212

[2] Al ibhaj fie syaril minhaj 1/247

[3] Kalimat فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُما تُكَذِّبانِ (maka nikmat yang manakah yang kau dustakan) disebutkan sebanyak 31 satu kali , 8 diantaranya disebutkan disela2 Allah menyebutkan ciptaan ciptaan-Nya yang menakjubkan,nikmat2nya , 7 diantaranya disebutkan disela2 Allah menyebutkan tentang azabnya yang pedih , kemudian 7 diantaranya disebutkan disela2 Allah menyebutkan nikmatnya jannah bagi mereka takut kepada Rabb nya, kemudian 7 sisanya disebutkan disela2 Allah menyebutkan nikmat jannah yg derajatnya dibawah jannah yg sebelumnya . allahu a’lam

[4] Fie dhilalil quraan 1/55

[5] Tafsir al manar 8/305