Monthly Archives: Desember 2014

Iri Kanan Kiri

Minggu lalu saya melihat acara televisi National Geographic “BrainGame”, tentang penelitian dua ekor monyet yang pada awalnya sama-sama diberi makan pisang, lalu dua ekor monyet tersebut memakan pisang yang diberikan dan terlihat senang hati juga bahagia (kata penelitinya sih begitu).Kemudian monyet A diberi anggur dan monyet B kembali diberi pisang, ternyata monyet B langsung melempar pisang sambil berteriak-teriak tidak jelas ketika melihat monyet A memakan makanan yang lebih lezat daripada yang ada ditangannya!!

“Iri itu sifat yang tersimpan dalam jiwa insan, seseorang cenderung tidak suka apabila teman setingkatnya unggul dalam suatuhal sedangkan dirinya tidak ” ucap Ibnu Rajab dalam kitab Jami’Al-’UlumWal Hikam.

“Bisa dibilang dosa pertama yang terjadi di langit adalah iri, dan dosa pertama kali yang terjadi dibumi juga karena iri,” ucap Imam Qurtubi ketika menafsirkan Surat An-Nisa’ ayat 54. Kemudian beliau menjelaskan, “Adapun dosa pertama yang terjadi di langit adalah kedengkian iblis terhadap Nabi Adam, sedangkan dosa pertama di bumi adalah ketika Qobil mendengki Habil.” Toh akibat kedengkian di langit iblis berhasil ikut menyeret Nabi Adam keluar dari nikmat-nikmat yang ada sebelumnya, dan akibat kedengkian pertama yang terjadi dibumi, Qobil membunuh Habil, yang akhirnya tindakan Qobil itu menjadi “inspirasi” bagi para penjahat sampai detik ini.

AaGym pernah berceritatentang masalah iri hati : “Dulu ada seorang kaya raya berkata kepada temannya, ‘Kamu minta apa saja,saya akan memberimu kawan, tapi dengan syarat tetanggamu mendapat dua kali lipat dari apa yang kamu minta,’ mendengar temannya memberi tawaran menarik tersebut, ia langsung menjawab, ‘Ya sudah, congkel mataku sebelah kanan, biar tetanggaku juga tercongkel matanya kiri dan kanan!!”

“Jauhilah sifat iri hati! Karena iri hati itu melahap kebaikan sebagaimana api melalap kayu bakar,” sabda RasulullahSAW yang diriwayatkan oleh Abu Daud.

Jauh sebelum hijrahnya Nabi Muhammad SAW ke Madinah, orang-orang Yahudi sudah lama menempati Madinah, tujuannya apa? Mereka lebih dahulu pindah ke Madinah demi menyambut kedatangan Sang Nabi sebagaimana yang dijanjikan di dalam Taurat, mereka selalu berkata, “Tunggu saja wahai kaum Arab, kalau Nabi Allah itu datang kami akan beriman kepadanya dan memenangkan peperangan,” namun, ketika mengetahui bahwasanya Nabi yang diutus bukan dari golongan Yahudi, mereka langsung mengingkarinya. Rasa iri mereka lebih hebat dari kepercayaan mereka kepada Rabbnya, terlalu berat bagi mereka untuk berbagi kebaikan kepada orang selain golongan mereka, ironis memang, tapi memang itulah hebatnya iri hati.

“Kalau kalian sudah menang dari Romawi dan Persia, akan menjadi seperti apa kalian?” tanya RasulullahSAW kepada para sahabatnya, “Kami akan menjadi seperti yang Allah perintahkan wahai Rasulullah” Abdurrahman bin Auf rodhiallahu ‘anhu salah satu sahabat senior mencoba menjawab, kemudian Rasulullah SAW Menjawab, “Atau bisa jadi selain itu, kalian malah saling bersaing, lalu kalian saling mendengki, lalu kalian saling berpaling, lalu kalian saling memusuhi, lalu kalian saling mencari pemimpin masing-masing.”

Dalam pergaulan kita di dunia nyata, tentu kita mempunyai teman seperjuangan dalam susah dan sedih ketika menuntut ilmu, mencari rezeki, mengejar jodoh ataupun aspek lainnya. Namun, ketika teman seperjuangan mendapat lebih, akan timbul rasa iri yang biasanya tergambarkan dengan celotehan yang kita anggap ringan, “Dulu sifulan itu bodoh dan malesloh, kok bisa yah ia diterima di Universitas itu”, “Si fulankan jelek kokdapetnya cantik yah”, “Enak amat si fulan, kerja dikit uang kayak tisu,”pada dasarnya mau tidak mau, ungkapan itu seakan-akan mengkritik takdir Allah SWT, bukankah itu semua adalah pemberian dari Allah yang Ia berikan kepada siapa saja yang Ia kehendaki??

“Kalau seseorang ingin melihat mereka yang diberi kelebihan dalam masalah harta dan fisik, hendaklah ia melihat orang yang dibawahnya,” sabda Nabi yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim.Dalam riwayat yang lain Nabi menjelaskan manfaat dari tips tersebut, “Hendaklah kamu melihat yang keadaannya di bawahmu, dan janganlah kamu melihat orang yang keadaannya di atasmu, karena yang demikian itu lebih patut sehingga engkau tidak menganggap kecil nikmat Allah kepadamu.”

Toh kita bukan seekor kera yang melempar satu-satunya pisang ketika melihat temannya mendapat anggur, dan konyol juga rasanya kalau kita rela menghilangkan satu mata kita demi menghilangkan dua mata tetangga kita.Kita punya akal yang bisa membawa kita untuk bersyukur kepada Allah SWT.Ketika melihat rumput tetangga lebih hijau, berpikirlah lebih jauh, bisa jadi itu karena tetanggamu selalu meminta hujan rahmat kepada Allah untuk tamannya, ia selalu menambahkan pupuk amal saleh pada tamannya hingga kitapun mendapat udara segar tambahan dari taman tersebut.Apabila rumput tetangga kita yang jahat terlihat lebih hijau, berpikirlah lebih jauh, bisa jadi itu hanya rumput sintetis palsu yang tidak menyejukkan pemiliknya, lagi tidak bermanfaat bagi orang lain.

Bukankah Nabi bersabda : “Seseorang tidaklah beriman,sampai ia mencintai untuk saudaranya sesuatu yang ia cintai untuk dirinya.”

Bukankah sesama orang Islam itu bagaikan satu tubuh? Jika anda tidak merasakan senang atas kesenangan orang muslim, jangan-jangan tubuh anda sedang terbius.

Mari tersenyum atas segala nikmat yang diberikan kepada saudara kita,untuk kebahagiaan kita dan dirinya. Semua adalah anugerah dari Allah, kita yang tidak pernah menanam sesuatu maka jangan pernah merasa kehilangan sesuatu.

cobalah lihat ke bawah : Ia tidak pernah tahu rumput yang lebih hijau , yang Ia tahu karung hijau untuk mengais rizki

cobalah lihat ke bawah : Ia tidak  pernah tahu rumput yang lebih hijau , yang Ia tahu karung hijau untuk mengais rizki